Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramadhan: Menahan Diri dan Berpegang Teguh kepada Perintah Allah

Ramadhan: Menahan Diri dan Berpegang Teguh kepada Perintah Allah

Oleh: Dr. Muhammad Asriady, S.Hd.,M.Th.I

Di bulan suci Ramadhan, setiap umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Namun, kita sering kali menemui kenyataan bahwa hanya sedikit yang benar-benar memahami esensi dari puasa, sementara banyak yang hanya merasakan lapar dan dahaga. Ada perbedaan besar antara mereka yang berpuasa dengan penuh kesadaran akan makna spiritualnya dan mereka yang sekadar menahan diri dari makan dan minum.


PUASA

Dalam ajaran fiqih, puasa diartikan sebagai sebuah tindakan menahan diri dari hal-hal yang merusak, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Definisi ini terangkum dalam sebuah istilah Arab yang dikenal dengan "al-imsak 'anil muftirat al ma'hudat bil qasdi", yang berarti menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa, dengan niat untuk meraih kedekatan dengan Allah Swt. Di sini, kita mulai memahami bahwa puasa bukan hanya soal menahan rasa lapar, melainkan tentang pengendalian diri, pembersihan jiwa, dan upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Namun, lebih dalam lagi, kata "imsak" dalam bahasa Arab memiliki dua pengertian yang sangat mendalam, yaitu imsak 'an dan imsak bi.

Imsak ‘an (Menahan Diri)

Imsak ‘an berarti menahan diri dari melakukan sesuatu yang dapat merusak puasa, seperti makan, minum, atau perbuatan yang tidak baik. Ini adalah bentuk self-restraint (pengendalian diri). Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari hawa nafsu, perilaku buruk, dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Bulan Ramadhan memberikan kesempatan yang luar biasa bagi kita untuk melatih diri, mengendalikan nafsu, dan menjadi lebih sabar. Ini adalah waktu untuk memperbaiki diri, menghindari hal-hal yang bisa membahayakan jiwa dan akhlak kita. Setiap kali kita menahan diri, kita belajar untuk memperkuat karakter dan menemukan kedamaian dalam hati. Kita diajak untuk merenungkan, sejauh mana kita mampu menahan diri dari godaan dunia yang seolah tak pernah habis.

Imsak bi (Berpegang Teguh pada Perintah Allah Swt)

Selain menahan diri, imsak bi juga memiliki makna yang dalam, yaitu berpegang teguh pada sesuatu yang menjadi pegangan kita, dalam hal ini adalah perintah Allah Swt dan sunnah Rasulullah Saw. Berpuasa adalah kesempatan emas untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak amal ibadah, dan memperkuat iman. Di bulan Ramadhan, kita diingatkan untuk lebih banyak membaca Al-Qur’an, berdoa, berzikir, dan melakukan kebaikan.

Imsak bi adalah pengingat agar kita tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga untuk menahan hati kita dari segala godaan duniawi dan berfokus pada tujuan spiritual kita, yaitu meraih keridhaan Allah Swt. Dalam menjalani puasa, kita diajak untuk selalu berpegang teguh pada perintah-Nya, menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam setiap langkah kehidupan kita.

Menjadi Pribadi yang Lebih Baik di Bulan Ramadhan

Hakikat puasa terletak pada dua aspek penting ini: Imsak ‘an (menahan diri) dan Imsak bi (berpegang teguh kepada perintah Allah). Puasa adalah latihan spiritual untuk mengasah kedisiplinan diri, meningkatkan kesabaran, dan memperbaiki kualitas ibadah kita. Melalui puasa, kita belajar bahwa hidup ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memperhatikan kebutuhan rohani kita.

Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah. Ini adalah bulan yang penuh dengan peluang untuk memperbaiki diri, memotivasi diri, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita menjalani Ramadhan dengan niat yang tulus dan penuh kesadaran, tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan yang bisa merusak hubungan kita dengan Allah. Semoga Ramadhan ini menjadi momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, lebih beriman, dan lebih dekat dengan Allah Swt.

Dengan mempraktikkan Imsak 'an dan Imsak bi, kita tidak hanya menjalani puasa secara fisik, tetapi juga secara spiritual. Kita tidak hanya melawan hawa nafsu, tetapi juga memperkuat iman kita dengan berpegang teguh pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Inilah makna sejati dari puasa yang harus kita raih di bulan yang penuh rahmat ini.

 Ayo ikuti aktifitas dakwah Dr. Asriady selama bulan suci ramadhan di instagram @doktor_asriady, website asriady.com, RRI Pro 2 dan wa: 085395866911


Posting Komentar untuk "Ramadhan: Menahan Diri dan Berpegang Teguh kepada Perintah Allah"